- .... di dalam cita-cita politikku, aku ini seorang nasionalis, dalam cita-cita sosialku aku ini sosialis, di dalam cita-cita sukmaku aku ini sama sekali theis. Sama sekali percaya kepada Tuhan, sama sekali ingin mengabdi kepada Tuhan. [Kepada bangsaku]
- Ya., saya tahu bahwa saya sering dicemooh orang yang tidak senang kepada saya, bahwa saya adalah katanya "manusia perasan", gevoels-mens, dan bahwa saya di dalam politik terlalu bersifat "manusia seni", terlalu bersifat artis. Alangkah senangnya saya dengan cemoohan itu! Saya mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa saya dilahirkan dengan sifat-sifat gevoels-mens dan artis, dan saya bangga bahwa Bangsa Indonesia pun adalah satu "Bangsa perasaan" (satu gevoelsvolk) dan Bangsa Artis - satu artisenvolk. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
- Semua orang tahu bahwa aku ini penggemar seni rupa, baik patung, lukisan-lukisan maupun yang lain-lain. Aku lebih suka lukisan Samudera yang gelombangnya memukul-mukul, menggebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem-ayem-tentrem, "kadyo siniram wayu sewindu lawase". [Pidato HUT Proklamasi, 1964]
- Oemar Said Tjokroaminoto berumur 63 tahun ketika aku datang ke Surabaya. Pak Tjokro mengajarkan tentang apa dan siapa dia, bukan tentang apa yang ia ketahui ataupun tentang apa jadinya aku kelak. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 52 ]
- Dr. Douwe Dekker, Setiabudi ketika umurnya sudah 50 tahun menyampaikan kepada partainya N.I.P. "Umur saya semakin lanjut, dan bila datang saatnya saya akan mati bahwa adalah kehendak saya supaya Sukarno yang menjadi pengganti saya. Anak muda ini, akan menjadi Juru Selamat dari rakyat Indonesia di masa yang akan datang". [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 67]
- Men kan niet onderwijzen wat men wil, men kan niet, onderwijzen wat men weet, men kan alleen onderwijzen wat men is. Orang tidak bisa mengajarkan apa yang ia mau, orang tidak bisa mengajarkan apa yang ia tahu, orang hanya bisa mengajarkan apa ia adanya. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 514 ]
- Demokrasi kita harus kita jalankan adalah Demokrasi Indonesia, membawa kepribadian Indonesia. [Pancasila sebagai dasar negara hlm. 105]
- Parlementaire Demokrasi adalah ideologi politik dari pada Kapitalisme yang sedang naik. [Pancasila sebagai dasar negara hlm. 91 ] • Aku bersemboyan; Biar melati dan mawar dan kenanga dan cempaka dan semua bunga mekar bersama di taman sari Indonesia. [Pidato HUT Proklamasi, 1964]
- Ramalan kedua dari Pak Tjokro, satu malam di tengah keluarga, die berbicara, "Ikutilah anak ini dia diutus oleh Tuhan untuk menjadi Pemimpin Besar Kita": [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 68]
- Pada satu waktu saya sampai kepada suatu saat memerlukan satu nama umum bagi semua yang kecil-kecil ini. Ya buruh, ya tani, ya pegawai, ya nelayan dan lain-lainnya, semuanya tidak ada yang besar, melainkan kecil-kecil semuanya. Lantas saya beri nama kepada semuanya itu Marhaen!. [Pancasila sebagai dasar negara hlm. 25 ]
- Ilmu hanyalah ilmu sejati, jikalau ilmu itu ialah untuk membawa kebahagiaan kepada manusia. [Menggali api Pancasila, hlm. 15]
- Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat. [Menggali api Pancasila, hlm. 11]
- Seringkali aku merasakan badanku seperti akan lemas, nafasku akan berhenti, apabila aku tidak bisa keluar dan bersatu dengan rakyat jelata yang melahirkanku. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 13 ]
- Dan saya sadar sampai sekarang ini, "the service of freedom is a deathless service". Badan manusia bisa hancur ...., tapi ia punya "service of freedom" tidak bisa ditembak mati. [Kata-Kata Pribadi Presidan Sukarno Dalam Sidang MPRS Ke-IV 1966]
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Amanat Bung Karno (Tentang Sukarno)"